Pages

Wednesday 3 June 2015

Asal Mula Bumbu Jangkep

Aku termasuk orang yang jarang jajan di luar, soalnya Mama dan Oma selalu memasak setiap hari untuk'ku di rumah. Bukannya sombong yah, tapi masakan rumahan Oma dan Mama ku itu tidak ada duanya lho. Termaknyus dari masakan menu rumahan yang pernah saya coba di tempat-tempat makan di luar HAHA!!. Kalau orang bilang, Sedeppp hehe. Tapi ketika libur Lebaran tiba, di saat pembantu sedang mudik ke kampung halaman, aktivitas memasak di rumah menjadi sedikit menurun. Supaya tidak kerepotan membersihkan dapur setelah memasak, sengaja jenis masakan yang dipilih untuk dimasak adalah masakan yang mudah-mudah saja, tidak terlalu banyak bumbu dan yang proses memasaknya tidak ribet . 

Nah waktu lebaran tahun 2014 kemarin, ada satu hari ketika saya begitu bosan dengan masakan di rumah dan ingin sekali makan di luar. Dan karena saya termasuk seorang vegetarian (tidak mengkonsumsi daging, tapi masih mengkonsumsi telur, susu dan keju), tidaklah mudah mencari tempat makan yang masih buka ketika lebaran dan menyediakan masakan vegetarian. Seorang kawan lama (1 sekolah sejak SD) dan yang biasa kupanggil Nyah !! (hehe!!), memberikan saran kepadaku untuk mencoba memasak sendiri. Tapi, aku kan nggak bisa masak, O..O.... Hari gini, cewek, nggak bisa masak? Ya iya, itulah diriku. HAHA!! Nol, sama sekali tidak bisa masak. Bisa buat, tapi buat mie instan, bisa goreng tapi goreng telur, tahu, tempe dan krupuk (yang ringan-ringan saja) Hehe...


Keesokan harinya, dengan tekad bulat dan semangat 45, aku putuskan untuk mencoba memasak. Masakan pertama'ku waktu itu nasi goreng bumbu ulek yang resepnya dapat dari internet. Semua kupersiapkan sendiri, termasuk bumbu-bumbunya yang harus ku'uleg sendiri. Maklum di rumah tidak pernah menghaluskan bumbu dengan blender, semua dihaluskan dengan di ulek memakai cobek dan ulek-ulek yang terbuat dari tanah liat, jadoel memang, tapi hasilnya jauh lebih bagus dari segi tekstur dan rasa daripada dihaluskan dengan blender. Hasilnya? Rasa nasi gorengnya termasuk not bad untuk ukuran amatir yang baru pertama kali belajar memasak. itu kata Oma'ku tapi sayang karena aku termasuk parno dengan rasa asin, nasi gorengnya jadi cenderung anyep alias kurang asin :D 

Sejak itu, aku jadi semakin penasaran dan ingin mencoba jenis masakan yang lain. Aku juga mulai membeli beberapa bahan-bahan pendukung untuk memasak seperti saos tiram, penyedap dan jamur. Aku juga mulai menikmati serunya ke pasar, terutama Pasar Modern heheh. Kebiasaan itu berlangsung sampai sekarang dan biasanya, aku memasak di hari Minggu. Ya hari Minggu saja, karena itu satu-satunya hari aku off dari pekerjaan kantor :)


Entah hobi atau memang kebutuhan ya, tapi aku jadi senang memasak. Aku merasa enjoy saat memasak, rasanya enjoy seperti nonton film atau nonton bola. HAHA!! Penat dan stres mendadak hilang. Hawa dan uap panas dapur membuat tubuh menjadi segar karena keringat banyak yang keluar, pikiran juga menjadi rileks. Hoho!!. Jadi merasa bersyukur banget karena Nyah akhirnya aku bisa masak #pelukNyah.

Nah, karena setiap Minggu'nya selalu ada tambahan masakan baru yang sudah kucoba, aku jadi mulai bingung nih gimana caranya menyimpan resep-resep masakan yang sudah pernah kucoba. Suatu saat nanti toh aku juga pasti perlu membukanya lagi seandainya lupa. Akhirnya, kuputuskan untuk menyimpan'nya di blog pribadi'ku yang kuberi nama BUMBUJANGKEP, yang diambil dari bahasa Jawa yang artinya adalah bumbu (dapur) komplit. Yaa, semoga blog ini dapat membantuku menyimpan kumpulan resep masakan yang sudah pernah kucoba dan juga dapat membantu pembaca yang sedang mencari resep-resep masakan (yang mudah-mudah saja tentunya), maklum saya masih pemula hehe.

No comments:

Post a Comment